ATLANTIS ADA DI INDONESIA?

Senin, Juni 01, 2009

Musibah bencana alam beruntun dialami oleh Indonesia mengingatkan saya pada bencana alam yang terjadi di sebuah wilayah yang dikenal dengan nama Atlantis. Pertanyaannya adakah hubungan antara Indonesia dengan Atlantis? Hmm...sebuah pertanyaan yang aneh mungkin...hahahaha....

Seorang filsuf terkenal Plato (427 - 347 SM) menyatakan bahwa dahulu kala ada sebuah kepulauan yang mempunyai peradaban yang sangat tinggi, kepulauan tersebut dinamakan Atlantis. Lalu sebuah bencana besar melanda kepulauan tersebut, letusan gunung berapi secara serentak yang menimbulkan gempa bum, pencairan es ang menyebabkan banjir besar. Bencana-bencana tersebut yang pada akhirnya meruntuhkan atau lebih tepatnya menghilangkan kepulauan atlantis beserta peadaban yang ada didalamnya.

Adalah seorang ilmuwan yang bernama Aryoso Santos. Dia membuat sebuah pernyataan yang mencengangkan publik, dia menyataka bahwa Atlantis ada di wilayah yang sekarang disebut sebagai ndonesia. Setelah ia melakukan penelitian selama 30 tahun, dia menulis buku yang berjudul "The Lost Continent Finally Found, The Definitive Lcalization of Plato's Lost Civillization". Dalam bukunya, Santos menunjukan 33 perbandingan seperti luas wilayah, cuaca, kekayaan alam, gunung berapi, dan cara bertani yang pada akhirnya menyimpulkan bahwa Atlantis adalah Indonesia.

Bukan sebuah kebetulan ketika Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja melalui UU No. 4 Perpu th 1960 mencetuskan Deklarasi Djuanda, yang menyatakan bahwa negara Indonesia dengan perairan pedalamannya merupakan kesatuan wilayah nusantara. Fakta ini kemudian diakui oleh Konvensi Hukum Laut Internasional pada tahun 1982. Merujuk pada penelitian Santos, pada masa puluhan ribu tahun yang lalu wilayah Indonesia merupakan suatu benua yang menyatu, tidak terpecah-pecah dalam ratusan pulau seperti sekarang ini.

Santos menyatakan bahwa pada masa yang lalu, Atlantis merupakan sebuah benua yang terbentang dari bagian selatan India, Srilanka, Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan terus kearah timur, dengan Indonesia sekarang sebagai pusatnya. Diwilayah itu terdapat puluhan gonong berapi aktif dan dikelilingi oleh samudera yang menyatu bernama Orientele, teridiri dari Samudera Hindia dan Pasifik.

Plato menerangkan Atlantis merupakan benua yang hilang akibat letusan bebrapa gunung berapi secara bersamaan. Pada masa itu sebaian besar benua masih ditutupi oleh lapisan es. Dengan meletusnya perpuluh-puluh gunung berapi secara bersamaan, maka terjadilah gempa besar dan lapisan-lapisan es mulai mencair sehingga menenggelamka daratan rendah yang ada. Diantaranya adalah letusan Gunung Meru di India Selatan dan Gunung Semeru di Jawa Timur. Letusan gunung berapi di Sumatra membentuk Danau Toba dan Pulau Samosir yang merupakan puncak dari gunung berapi yang meletus saat itu. Letusan yang paling dahsyat kemudian adalah letusan dari Gunung Krakatau (Krakatoa) yang membelah bagian Sumatra dan Jawa.

Berbeda dengan Plato, menurut Santos berpendapat pada saat terjadinya letusan gunung berapi menyebabkan lapisan es mencair dan mengalir ke samudera sehingga luasnya bertambah. Lumpur yang berasal dari abu gunung berapai terebut menyebabkan tekanan pada dasar samudera, terutama didaerah pantai, tekanan inilah yang menimbulkan gempa. Gempa ini diperkuat lagi oleh gunung-gunung berapi yang meletus menimbulkan gelombang tsunami yang dahsyat. Santos menamakanya Heinrich Events. Rangkaian gunung yang disebut oleh Santos adalah Kerinci, Talang, Krakatoa, Malabar, Galunggung, Pangrango, Merapi, Merbabu, Semeru, Bromo, Agung, dan Rinjani. Sebagian dari gunung-gunung tersebut sudah pasif, tapi sebagian lagi mulai aktif kembali.

Hmmm...bener gak ya kalau kita adalah pewaris Atlantis?